MAN 3 MAGETAN

Save Our Mental Health With Al Quran

Banyaknya buku-buku metal health yang dipinjam diperpustakaan MAN 3 Magetan menunjukkan bahwa isu tersebut cukup menarik di kalangan peserta didik. Entah cocokologi atau benar adanya, nyatanya mereka banyak yang merasa terganggu mental healthnya oleh berbagai factor. Oleh sebab itu penulis kemudian mencoba menghubungkan antara metal health dengan dimensi religi yang kita Imani.

Mental health sendiri Menurut Federasi Mental health Dunia (World Federation for Mental Health) menjelaskan pengertian dari mental health sebagai kondisi yang memungkinkan adanya perkembangan yang baik secara fisik, intelektual dan emosional, sepanjang hal itu sesuai dengan keadaan orang lain. Orang yang memiliki mental health yang baik cenderung tenang, tanpa tekanan, sementara meerkat yang terganggu cenderung hidupnya tegang penuh tekanan.

Oleh sebab itu perlu adanya terapi yang dilakukan oleh lingkungan untuk memperkuat mental health stakeholdernya termasuk MAN 3 Magetan. MAN 3 Magetan sendiri dalam membangun mental health yang kuat adalah dengan cara membiasakan untuk beribadah seperti Tadarus Pagi, dhuha dan shalat dhuhur berjamaan.

 

Al Quran dan mental health.

Dalam islam tradisi jawa sendiri, setidaknya ada lima terapi agar mental health tetap terjaga. Terapi tersebut sering disebut dengan tombo ati (obat hati) yang terdiri dari lima hal, yakni: membaca al quran dan maknanya, mendirikan shalat malam, berkumpul dengan orang shalih, berpuasa, memperbanyak dzikir. Al Quran ditempatkan dalam posisi yang pertama, ini artinya Al quran menempati posisi yang istimewa dalam hubungannya dengan menjaga mental health seorang muslim.

Al Quran sebagai kitab otentik dan paripurna tentu memiliki beragam fungsi dan manfaat. Dari sekian banyak fungsi dan manfaat al quran adalah sebagai asyifa. Asyifa sendiri diartikan sebagai obat, obat yang dimaksud adalah obat di berbagai bidang baik medis, maupun non medis. Imam Qurtubi menjelaskan bahwa kata Asy syifa dalam surat Al Isra ayat 82 memiliki tiga makan, pertama terapi jiwa bagi orang yang sedang dalam kebodohan dan keraguan, kedua adalah membuka jiwa yang sedang tertutup dan penyembuh jiwa yang rapuh, dan ketiga adalah terapi untuk penyakit jasmaniyah. Hal senada juga diungkapkan oleh Ibnu Qoyim Al Jauziyah yang mengatakan bahwa Al Quran adalah obat penyembuh untuk masalah jasmani dan rohani.

Dilansir dari republika.com ada sebuah kisah tentang seseorang yang sedang resah jiwanya dan depresi, orang tersebut memutuskan untuk mendatangi Abdullah bin Mas’ud untuk meminta saran. Kemudian sahabat nabi tersebut memberi saran agar penanya membaca al quran, mendengarkannya, mendatangi tempat dibacanya al quran dan mengamalkaanya. Singkat cerita setelah orang tersebut melakukan saran dari Abdullah bin Mas’ud, dia merasa pikirannya menjadi lebih jernih, jiwanya lebih tenang dan kesehatan jasmaninya juga semakin membaik.

 

Tadarus Pagi dan Pembangunan Mental Heath Siswa.

Sebagai institusi berbasis agama, MAN 3 Magetan terus berupaya untuk menjadikan Al Quran sebagai landasan utama hidup melalui pembiasaan-pembiasaan yang diterapkan kepada para siswanya. Salah satu fungsi dari pembiasaan tadarus pagi adalah untuk menjaga keseimbangan jiwa kesehatan jiwa MAN 3 Magetan. Hamim Royani selaku kurikulum mengatakan bahwa tadarus pagi ini bersifat wajib bagi setiap peserta didik MAN 3 Magetan sebagai pembangunan karakter qurani. Yusuf Anshori koordinator MAN 3 Magetan , menyebutkan bahwa pembiasaan-pembiasaan inilah yang nantinya menjadi ke khasan dari lulusan MAN 3 Magetan dan menjadikan siswa memiliki kesadaran yang tinggi terhadap tadarus Al Quran.

Ari Dwi Pramiyantoro guru BK senior MAN 3 Magetan menegaskan, bahwa ada hubungan antara mental health dan kebiasaan membaca Al Quran pada anak. Anak-anak yang gemar membaca Al quran cenderung memiliki emosi yang baik dan stabil sehingga meerkat mudah diarahkan dan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya, sementara anak yang jarang membaca Al Quran cenderung labil dan susah diarahkan. Oleh sebab itu proses konseling di MAN 3 Magetan sangata terbantu dengan pembiasaan-pembiasaan keagamaan khususnya tadarus Pagi. Sementara itu menurut Basuki Prihatin pembiasaan tadarus pagi dilakukan oleh madrasah dalam rangka pembangunan karakter siswa, dan menjaga mental health seluruh stake holder MAN 3 Magetan. Dengan mental heltah yang baik diharapkan semua stake holder di MAN 3 Magetan mampu menjalankan tugasnya dengan optimal. @afin masrija